"Suatu hal tidak bisa dikatakan sedih jika kalian tidak
merasa dan menganggap hal itu sebagai sebuah kesedihan. Begitu pula dengan
bahagia."
TO: God "When I feel
happiness?" Saya pernah membaca kalimat
tanya tersebut pada akun sosial media teman saya. Entah siapa dan dari mana
persisnya saya tidak ingat. Yang pasti, di situ saya merasa orang yang menulis
kalimat tersebut seolah-olah hidupnya selalu dipenuhi penderitaan yang tak
pernah ada habisnya. Pelaku yang menulis kalimat itu pastilah tak lain dan tak
bukan adalah seorang remaja yang kebingungan mencari kebahagiaan.
Mengapa? Karena, menurut pengamatan saya pada beberapa media
sosial, saat ini status remaja-remaja seumuran saya pada sosial media mereka
lebih banyak dan cenderung ke tulisan mengenai kesedihan. Entah itu karena
pacar, ditinggalkan, kehilangan, keluarga, bahkan penyakit pun mereka tumpahkan
semuanya ke dalam sebuah status yang dibaca oleh orang banyak.
Kalau kalian perhatikan beberapa akun sosial media yang
penggunanya sudah menikah, atau bisa dikategorikan ibu-ibu gaul yang tak ingin kalah dengan trend saat ini, yang
kalian temukan pastilah postingan-postingan yang tak jauh dari kesan pamer
kebahagiaan. Entah itu jalan-jalan keluarga, foto piagam sang anak yang
berprestasi cemerlang, maupun foto makanan-makanan enak. Jarang sekali saya
menemukan tulisan status mengenai keluhan mereka, bagaimana susahnya mengganti
popok sang anak yang lincah, ataupun bagaimana lelahnya menidurkan mereka
sambil memasak capcay di dapur.
Dari pengamatan tersebut, bisa disimpulkan bahwa sebagian
besar remaja tidak tahu bagaimana caranya menemukan sebuah kebahagiaan.
Akibatnya, mereka menumpahkan semuanya
dan merasa diri mereka adalah seseorang yang amat sangat menderita di dunia.
Padahal sesungguhnya, sedih atau bahagia itu kita yang
memutuskan. Suatu hal tidak bisa dikatakan sedih jika kalian tidak merasa dan
menganggap hal itu sebagai sebuah kesedihan. Begitu pula dengan bahagia.
Terus cara bahagia itu bagaimana? Simpel. Jika kalian benar
ingin bahagia, caranya amat sangat sederhana, bahkan kalian mungkin tidak akan
menyangka cara ini bisa membuat kalian merasa bahagia walau kalian sedang
berada dalam kondisi terburuk sekalipun. Tak mengeluarkan uang, tak
mengeluarkan tenaga. Mudah sekali, kawan.
Kuncinya hanya satu. Bersyukur. Ya, yang kalian perlu lakukan hanyalah bersyukur. Banyak
sekali orang yang lupa dengan cara yang satu ini dan malah repot mencari cara
bahagia rumit yang lain.
Saat kamu ditimpa sebuah masalah, seberat apa pun itu, coba
kalian lihat teman-teman kalian yang ada di Palestina sana. Tempat tinggal pun
mereka tidak punya. Untuk salat pun, membutuhkan sebuah perjuangan. Nyawa
setiap detik selalu terancam. Tak ada siapa pun yang bisa menjamin mereka hidup
sampai kapan. Bandingkan dengan masalah yang tak seberapa dengan yang kalian
alami. Masih mau mengeluh?
Saat kalian ditimpa suatu kegagalan, coba lihat anggota
tubuh kalian yang masih lengkap. Masih pantaskah untuk menyerah? Bandingkan
dengan mereka yang tak bisa melihat wajah orang tua mereka, bahkan wajah mereka
sendiri. Lihat mereka yang selama hidupnya dihabiskan di atas kursi roda
sedangkan kalian masih memiliki sepasang kaki yang lengkap dan sehat. Masih mau
marah-marah dengan Tuhan? Masih merasa Allah memperlakukan kalian tidak adil?
Sadari setiap tarikan dan hembusan nafas yang bisa kalian
rasakan dengan gratis. Itu nikmat, kawan. Masih banyak orang di luar sana yang
harus menggunakan oksigen dan mahal hanya untuk sekedar bernafas.
Bersyukurlah, teman. Saat kau ditimpa musibah, masih banyak
jutaan orang yang lebih menderita dari musibah yang kalian alami. Itu cara bahagia sesungguhnya. Mudah bukan? Saya
jamin, selama kalian bisa bersyukur, kalian akan selalu bisa merasa bahagia.
Selamat mencoba! ***
No comments:
Post a Comment