“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian
beriman kepada-Nya.” (QS. Al-Maidah: 88)
SETIAP hari kita mengonsumsi makanan dan minuman untuk
mendapatkan energi dalam melakukan kegiatan kita sehari-hari, namun apakah Anda
selalu memperhatikan halal dan haramnya minuman dan makanan Anda? Tahukah
Anda apa kriteria makanan halal menurut Islam?
Sebagian besar masyarakat hanya mengetahui makanan halal
adalah makanan yang diperbolehkan Allah swt. untuk dikonsumsi dan makanan haram
adalah makanan yang tidak diperbolehkan dikonsumsi. Pengertian umum seperti ini
dikhawatirkan dapat membuat lengah umat Islam dalam memilih makanan, sehingga
penting bagi kita mengetahui makna halal dan haram makanan.
Agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan
makanan yang halal juga baik. Makanan halal maksudnya makanan yang diperoleh
dari usaha yang diridai Allah. Halal terbagi dua, halal zatnya yaitu makanan
berasal dari yang halal seperti sayur, daging sapi yang disembelih dengan nama
Allah dan lain-lain serta halal cara memperolehnya.
Berarti makanan yang dikonsumsi diperoleh dengan cara yang
sah dan dibenarkan seperti berdagang, bertani dan lain-lain, sedangkan makanan
yang baik maksudnya makanan yang bergizi dan bermanfaat bagi tubuh.
Sudah tahukah Sahabat tentang teknologi dalam mengolah
makanan? Ya, salah satunya adalah fermentasi. Banyak sekali makanan yang kini
hasil dari fermentasi, salah satunya kecap. Kecap adalah bumbu dapur yang
berupa cairan hitam, rasanya manis atau asin yang berbahan dasar dari kedelai
hitam atau putih, namun ada juga yang terbuat dari air kelapa atau ikan laut.
Variasi rasa kecap ini disebabkan adanya metode dan durasi
fermentasi kemudian ditambahkan bahan tambah lain seperti ragi, daun salam,
garam, daun jeruk, wine vinegar dan lain-lain. Status kehalalan kecap kemudian
menjadi subhat karena penambahan MSG dan wine vinegar. Wine vinegar berasal
dari proses lanjut dari arak menjadi cuka sehingga menyebabkan wine vinegar
menjadi haram statusnya.
Selain kecap masih banyak lagi BTP (Bahan Tambahan Pangan)
dalam masakan yang harus diketahui jelas kehalalannya. Bagi para remaja yang
sedang kecanduan K-Pop sampai ikut membudayakan makanannya, berhati-hatilah.
Jangan merasa gaul karena memakan makanan ala resto Korea. Apa Sahabat yakin
makanan Sahabat tidak dicampur dengan
sake atau rum? Konon katanya makanan tersebut memiliki rasa khas yang gurih
karena BTP tersebut.
Gaya Hidup Yahudi
Memakan makanan haram adalah ciri khas gaya hidup mayoritas
Yahudi. Sebagaimana Allah berfiman dalam Alquran surat Almaidah ayat 62 yang
artinya “….dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang Yahudi)
bersegera berbuat dosa, permusuhan, dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat
buruk apa yang mereka kerjakan.” Allah telah menggambarkan dalam surat tersebut
bahwa memakan makanan yang haram adalah perbuatan yang sangat buruk karena akan
menyebabkan masyarakat yang hancur dan rusak.
Kadang dalam salat dan doa kita merasa Allah tidak
mengabulkan doa-doa kita. Bagaimana tidak, doa kita tidak dikabulkan Allah bila
kita tidak menyadari ada makanan haram di dalam perut kita. Bayangkan badan
kotor namun kita tidak dapat mandi dan membersihkannya bisa jadi timbul
penyakit. Itulah ibaratnya kenapa doa kita sulit dikabulkan.
Selain itu, Allah
tidak menerima salat seseorang yang di perutnya ada makanan haram. Bencana yang
silih berganti bisa jadi karena dampak makanan haram yang terus dikonsumsi
masyarakatnya.
Menghindari makanan yang haram sejak dini adalah solusi yang
tepat. Tips dan trick yang mudah yaitu pertama selalu membeli produk yang
berlabel halal bagi produk yang telah berstandar kemasan, kedua lihat komposisi
produk makanan yang akan kita beli. Waspadalah dalam memakan makanan agar
segala sesuatu yang masuk ke perut kita adalah sesuatu yang halal juga baik.
Mungkin hal ini akan sedikit menyulitkan Sahabat, namun apakah Sahabat lupa Allah berfirman
dalam Alquran surat al-Ankabut “apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan saja mengatakan kami telah beriman sedangkan mereka tidak diuji? Dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya
Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia mengetahui orang
yang dusta.”
Wallahu ‘alam! ***
No comments:
Post a Comment