Muhammad Riyadi Maskur Aljuhani, putra sulung dari empat bersaudara keluarga pasangan Ny. Erry Haryani dan Yudi Ruhyat yang lahir di Cianjur 24 Oktober 1997 ini, mengawali kariernya di luar sekolah antara lain meraih Juara I Maca Sajak Sunda dalam Pasanggiri Basa Sunda tingkat Kabupaten Cianjur tahun 2013.
Masih pada tahun yang sama, ikhwan penyuka semua masakan ibunya ini, mendapat penganugerahan karya terfavorit dalam Lomba Menulis Cerpen Rohto (LMCR) tingkat nasional. Riyadi pun terpilih sebagai salah seorang “Winner Camp” dalam rangka lomba “Letter Writing Competition” tingkat nasional yang digelar di Lombok tahun 2013, kemudian Juara I Lomba Film Pendek Dokumenter Wisata Cianjur tingkat kabupaten tahun 2015.
Prestasi di lingkungan sekolah, ikhwan kelahiran Cianjur 24 Oktober 1997 ini dalam tahun 2014/ 2015 meraih empat kali juara pertama, masing-masing sebagai Juara I Lomba Pidato tingkat Kabupaten Cianjur dalam Lomba Kompetensi Sains (LKS) SMK 2014, Juara I Cipta Puisi FLS2N tingkat SMK se-Kabupaten Cianjur 2015, Juara I Film Pendek FLS2N tingkat SMK se-Kabupaten Cianjur 2015, dan Juara I Lomba Dongeng Basa Sunda dalam rangka Pasanggiri Basa jeung Seni Sunda se-Kabupaten Cianjur tahun 2015.
Berbagi Ilmu
Kegiatan sehari-hari Riyadi saat ini, menurut dia, berlatih mempersiapkan praktik ujian kompetensi seperti memasang jaringan dan konfigurasi server pada Februari ini. Pada waktu luang, Riyadi menulis puisi, cerpen, membaca beberapa novel, dll. Ia pun suka berbagi ilmu kepada anak-anak SD tentang cara menulis dan membaca puisi.
Soal prestasi bidang akademik, Riyadi mengaku pernah meraih peringkat kedua saat kelas X dan peringkat pertama saat duduk di kelas XI SMK. Sementara, mata pelajaran yang disukainya matematika, IPA, dan bahasa Indonesia. Nilai ketiga mapel tersebut pada buku rapor semuanya A.
Alasannya sangat menyukai ketiga mapel tersebut, menurut Riyadi, dengan matematika ia merasa tertantang dengan hitungan, dengan IPA membuat ia kenal dan mengerti tentang apa yang terjadi dalam hidup ini, dan dengan bahasa Indonesia, kata Riyadi, mengajarkan kita pintar berbahasa dan berkomunikasi. Lalu, bagaimana dengan cita-cita?
“Saya ingin menjadi seorang pengusaha, dosen, penulis, dan juga ingin menjadi sutradara film,” ucap pemain futsal ini, seraya berkelakar bahwa ia ingin kepalanya berambut lagi. Coz, saat ini kepala Riyadi memang sama sekali tak berambut alias gundul.
Upaya untuk mewujudkan cita-cita itu, kata Riyadi, ia berusaha “calistung” alias membaca, menulis, dan menghitung. Membaca yaitu memahami hingga mengerti apa yang kita dengar dan kita lihat untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman. Setelah itu, ia akan menuliskan apa pun yang telah dibaca dalam artian mengamalkan semua yang didapat dalam kehidupan. Setelah itu, baru ia akan menghitung tingkat keberhasilan dalam mencapai cita-cita. Begitu katanya. Nah bagaimana dengan Sahabat ISMA? ***
No comments:
Post a Comment