SAAT kita kecil, begitu mudahnya kita tertawa dan bahagia. Sekarang mengapa tak bisa semudah
itu lagi? Menurut beberapa penelitian, anak usia lima tahun ke bawah
tertawa 300 kali per hari, sementara orang dewasa kurang lebih 15-100 kali per
hari, kadang tidak sama sekali.
Miris kan? Tersenyum walau sedang bad mood dapat sedikit
memperbaiki mood Anda karena memicu zat pada otak yang dapat membuat Anda
bahagia.
Anak-anak saat belajar jalan, jatuh bangun, jatuh bangun
dst. Sampai bisa jalan, tak ada anak-anak yang mengeluh, "Aduh kayanya aku
ngga bakal bisa jalan deh, jatuh terus abisnya, sakit pula."
Nah kita orang (yang keliatannya gede), baru gagal sekali
saja sudah seperti “Udin”, alias
"gagal sedunia". Anak-anak ketika keinginannya tak tercapai, mereka
berusaha terus, mau nangis kek, guling-gulingan kek, pokoknya sampai dapat yang
diinginkan baru deh bisa diam. Kita sudah segede begini malah banyak gengsi,
"Lebih baik ngga punya harapan daripada kecewa," tak berani mencoba
takut ditolak atau gagal. Yang harus kalian tahu, gengsi itu menyiksa loh!
Saat bermasalah, kadang kita selalu berpikir untuk kembali
menjadi seperti anak-anak yang tanpa beban. Seorang anak bisa tertawa lepas
tanpa berpikir, bagi anak-anak masalah hari itu selesai hari itu juga, yaa
paling lama dua harilah, mereka mudah
melupakan masalah. Mereka begitu mudahnya mengungkapkan apa yang dirasakannya.
Suka ya bilang suka, benci tinggal bilang benci, marah juga cuma gitu-gitu
saja, paling ujung-ujungnya bermain-main lagi, yaa gitu.
Ada hadis yang mengatakan "Tidak halal bagi seorang
muslim melakukan hajr (boikot dalam bentuk ucapan maupun perbuatan) lebih dari
tiga malam." Intinya "haram untuk mendiamkan saudaranya lebih dari
tiga hari meskipun saudaranya bersalah." Nah, jadi anak-anak itu juga secara tidak langsung mengamalkan hadis
tersebut dan ga cuek-cuekan. Intinya, jangan 3 C deh. Iya, cuek-cuek caper...
Hehe!
Anak kecil tak kenal kata frustasi, Mereka selalu berfantasi
lewat imajinasi.
Tapi bagaimana kita bisa belajar dari anak kecil? Yaa tapi
kan anak kecil belum mempunyai beban, mereka belum kenal masalah, kalaupun ada,
tak sampai dipikirkan secara mendalam.
Nah justru itu, beban itu jangan diangkat-angkat. Kalo
diangkat-angkat malah semakin berat, beban itu ya dibuang. Bagaimana cara
membuangnya? Ya berpikir seperti anak kecil, hehe…!
Manusia terlahir sama, semuanya dilahirkan dengan potensi
yang luar biasa. Keseragaman manusia bisa dilihat sejak masih kecil, setelah
tumbuh besar akhirnya jadi beda-beda karena setiap orang itu unik, unik itu
beda, dan beda itu lebih baik, dan segalanya yang baik itu adalah rahmat dari
Allah swt.
Sebaiknya kita bisa memprogram sifat-sifat anak kecil ke dalam diri kita yaitu berpikir positif, tulus, pemaaf, jujur, solider, apa adanya,
dan antusias. Satu lagi, jangan takut
untuk berimajinasi. Ingat-ingat lagi kata Albert Einstein. Nah, itu tadi
sifat-sifat dasar yang dimiliki
anak-anak. Tanamkan nilai-nilai tadi maka beban kita terasa makin ringan bahkan
seperti tak punya beban sama sekali. ***
No comments:
Post a Comment