PADA saat berolahraga, energi sudah jelas sangat diperlukan. Mayoritas
orang yang suka berolahraga mengatasi masalah energi ini dengan mengonsumsi pisang atau cokelat.
Benarkah? Tubuh kita jelas membutuhkan energi, apalagi ketika berolahraga.
Untuk itulah diperlukan makanan yang mengandung energi.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama pada saat berolahraga bersepeda. Di dalam tubuh,
karbohidrat ini tersimpan dalam bentuk glukosa atau gula darah. Cadangan
glukosa akan habis dalam dua jam bersepeda. Jadi sebenarnya yang menjadi bahan
bakar saat bersepeda itu adalah glukosa, bukan karbohidrat. Memilih makanan
yang mengandung karbohidrat yang tepat jelas menjadi opsi utama.
Sebenarnya, makanan yang menjadi sumber energi dikategorikan
berdasarkan Glycemic Index (GI), indeks yang didapat dari kecepatan perubahan
makanan menjadi glukosa dalam dua jam. Ada tiga kategori indeks yaitu rendah,
sedang, dan tinggi. Semakin tinggi indeksnya (GI˃70) semakin cepat makanan itu
menjadi energi. Semakin rendah indeksnya (GI˂55) makanan tersebut dalam dua jam
belum menjadi energi.
Beberapa ahli nutrisi menyarankan agar para pesepeda
memperhatikan makanan berdasarkan indeks ini. Waktu dua sampai dengan tiga jam
sebelum bersepeda sebaiknya mengonsumsi makanan dengan GI rendah/sedang dan 30
menit sebelum bersepeda lebih baik mengonsumsi makanan dengan GI sedang.
Selama berolahraga harus mengonsumsi makanan dengan GI tinggi,
begitu pula setelah selesai berolahraga. Selama 2-3 jam setelah berolahraga, baru boleh mengonsumsi makanan dengan GI rendah/sedang. Cokelat tidak
dianjurkan karena memiliki GI rendah.
Sodium (natrium) dan potasium (kalium) merupakan jenis
elektrolit yang sangat penting untuk hidrasi tubuh. Makanan yang mengandung
kedua jenis elektrolit adalah buah-buahan dan sayuran yang mengandung banyak
air. Saat berolahraga, usahakan membawa potongan buah. Buah yang paling tepat
adalah pisang dan jambu batu.
Selain karbohidrat, pisang mengandung vitamin A, B6, dan C
yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Flavonoid di dalam
buah pisang juga bisa menjadi salah satu antioksidan yang mencegah terjadinya
oksidasi dan pembentukan sel kanker. Keren kan? Pisang juga mengandung dopamin
dan serotonim yang dapat membuat Anda merasa senang, bahagia, dan menghilangkan
emosi negatif.
Jambu batu memiliki kandungan antioksidan likopen dalam
jumlah tinggi sehingga mampu melawan kanker prostat. Jambu batu kaya serat dan
mudah dicerna di dalam perut sehingga dapat mengatasi sembelit. Jambu batu
mampu pula meningkatkan sirkulasi yang dapat memacu fungsi otak dan cocok untuk
penderita diabetes, karena mampu mengurangi penyerapan gula dalam darah.
Kandungan kaliumnya mampu mengatur tekanan darah. Kandungan
vitamin C-nya (628 %) sekitar 280 % dari nilai harian vitamin C yang
direkomendasikan. Kandungan kalium jambu batu (688 mg) 40 % lebih banyak
daripada pisang.
Kalium dapat mencegah kram otot dan mengurangi rasa sakit
pada otot, menambah energi, serta membantu mengatur keseimbangan cairan tubuh
setelah berkeringat. Kalau ada yang bertanya jenis jambu batu yang bagus,
jawabannya jambu batu kristal.
No comments:
Post a Comment